Duhai Muslimah, jangan jadi 'Lambe Turah'

by - 23:07



       



         Bissmillah, Assalamu’alaikum
        Ada sebuah petuah yang berbunyi ‘diam itu emas’, atau mungkin teman-teman sudah tidak asing lagi dengan nasehat, ‘mulutmu harimaumu’, benar juga mulutmu seperti ‘harimau’ yang jika kau salah dalam berucap maka ia tak akan segan untuk ‘menerkammu’.
        Begitulah seyogyanya sebagai manusia hati-hati lah dalam berucap karena kita adalah makhluk sosial yang so pasti akan berinteraksi dengan banyak orang yang ada disekeliling kita, keluarga kita, karib kerabat, sahabat maupun orang diluaran sana. Hanya saja entah kenapa banyak sekali orang-orang yang tak punya kendali terhadap mulutnya sendiri, khususnya kaum hawa, baik yang masih ABG, maupun yang remaja apalagi para ibu-ibu begitu juga para mbah-mbah nya sangat suka bergosip ria, atau sekedar keluar celetuk-celetuk pertanyaan yang sebenarnya niatnya tidak bertanya tapi untuk menghakimi orang lain. 


         Pernah saya dapat curhatan seorang sahabat yang juga tetangga sendiri, dia memutuskan untuk bercerai dengan suaminya karena sudah sangat sakit hati dengan perkataan mertuanya sendiri, sudah 6 tahun menjalani biduk rumah tangga tetapi tanda-tanda hadirnya sang buah hati penyejuk jiwa tak jua ada, dan setiap tetanggaku itu membeli keperluan (baca pembalut) untuk keperluan tamu bulanannya sang mertua yang juga penjual toko toserba, selalu mengomentari dan mencemooh, “tiap bulan kok beli pembalut terus, kapan punya anaknya?” dan perkataan-perkataan senada yang amat terasa menyakitkaan jika terdengar oleh telinga, entah kenapa selalu dari pihak istri yang disalahkan, begitu berjalan hingga bertahun-tahun selama 6 tahun lamanya, dia berobat kesana kemari, makan ini, minum itu, tak ada hasilnya, akhirnya dia meminta dengan sangat agar suaminya mau menjalani tes sperma, ternyata, masalahnya bukan pada sang istri, sang istri baik-baik saja, dan masalahnya ada pada suaminya, suaminya dinyatakan azoospermia (sperma kosong), dari situlah akar masalah selama ini diketahui sumbernya, karena kenyataan yang akhirnya terungkap itu dan sakit hati yang teramat sangat terhadap keluarga suami akhirnya sang istri mengajukan gugatan cerai. Kini sang istri telah menikah lagi dengan orang lain dan telah di karunia seorang putra.
        Dari sepenggal kisah nyata diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa perkataan yang menyakitkan akan sangat besar dampaknya terhadap orang lain, akan membekas lama di palung jiwa yang terdalam, ibaratnya engkau telah menanam paku di hati saudara mu yang lain. Jangan lah jadi 'Lambe Turah' saudariku muslimah, yang angan dari mulutnya sangat tinggi hingga turah-turah atau meleber kemana-mana, yang tidak terkendali, menebar duri kesana-kemari, menggunjing dan berceletuk-celetuk manja yang sebenarnya manfaatnya tak ada malah mendatangkan mudharat yang amat dahsyatnya. Ada pasangan yang tiga tahun menikah belum diberi momongan maka langsung berkomentar, “dah 3 tahun nikah kok belum dapat momongan?” saya mengira itu bukan pertanyaan tapi itu adalah suatu pernyataan menghakimi, kita tak tau apa yang sudah pasangan suami istri itu lakukan selama ikhtiar nya agar mendapat momongan, tak perlu ucapan penghakiman kita pun sebenarnya di dalam hati mereka pasti sedih apalagi masih dapat bonus ucapan yang seperti sayatan pedang dari kita. Lalu  jika melihat anak kecil hampir 3 tahun belum banyak bicara berkomentar pula “huhuuu kamu kok diem aja, belum bisa ngomong ya dan bla,,bla,,” kalo yang ini saya denger sendiri curhatan mbak ipar saya yang anaknya dikomentari tetangga katanya belum bisa ngomong sambil menghinanya, oh masyaAllah apa salah anak kecil itu kepada si mbak tetangga tadi hingga dicemooh begitu, terlihat mbak iparku sangat sedih ketika bercerita padaku, dan masih banyak contoh 'Lambe Turah' lagi. 


          Hati-hati duhai saudari muslimah perkataanmu yang engkau anggap sepele itu, jika terjatuh di lautan niscaya akan menjadi keruh semua air lautan yang semula jernih,, suatu ketika Aisyah ra, sedang membicarakan salah satu ‘madu’nya, yaitu istri Rasulullah SAW yang lain Shafiyyah ra, Aisyah ra membicarakan dan memberi isyarat bahwa tubuh Shafiyyah ra kecil (membicarakan fisik orang lain). Mendengar hal semacam itu Rasulullah SAW bersabda “Engkau telah mengucapkan kalimat yang jika kau campurkan dengan air laut niscaya air yang jernih itu akan keruh seluruhnya, Aku tidak pernah senang mendengarkan cerita tentang seseorang bahwa dia begini dia begitu” (Sunan Abu Daud kitab Al-Adab No. 4875).
          Duhai saudariku muslimah, sungguh sangat banyak contoh dalam kehidupan nyata 'Lambe Turah' tersebut maka dari itu kita sangat perlu waspada dan berhati-hati dan juga senantiasa berlindung dan memohon ampun atas ucapan-ucapan kita yang hanya akan menyakiti orang lain, nasehat ini tentunya untuk diri penulis sendiri dan saudari-saudari muslimah lainnya agar selalu berbenah diri menjadi muslimah sejati. aamiin





You May Also Like

0 comments